Berkeluh kesah dengan teman saat menghadapi masalah, memang membuat
perasaan lebih baik. Kehadiran seorang teman dianggap mampu meredakan
hati, karena emosi yang terpendam berhasil dikeluarkan.
Tapi curhat tidak selamanya berdampak positif. Jika terlalu banyak
mengungkapkan semua permasalahan pada teman, bukan tidak mungkin membuat
masalah justru jadi semakin rumit.
Berikut beberapa kerugian yang akan Anda alami jika terlalu terbuka dengan teman atau sahabat, seperti dikutip iDiva.
Kecanduan
Saat berbagi kekhawatiran dengan teman, Anda akan merasa dekat dan
kedekatan intim ini membangun rasa percaya diri. Ini terjadi karena
ketika membicarakan sebuah masalah, tubuh akan memicu reaksi kimia di
otak yang reaksinya mirip dengan efek mengonsumsi heroin.
Yang artinya, perasaan akan menjadi lebih baik ketika kita mendapatkan
dukungan dari orang lain. Menuangkan isi hati kepada sahabat mungkin
tampak seperti hal yang wajar. Tetapi ini bukan cara yang bijaksana,
karena efek nyaman yang berlebihan akan membuat Anda untuk terus
bercerita dan membongkar segala sesuatunya tentang diri Anda.
Menambah masalah
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Missouri,
kecenderungan wanita curhat secara berlebihan dan terus-menerus, hanya
akan membuat masalah mereka semakin membesar.
Ini disebabkan karena rasa khawatir membuat mereka terjebak dalam
pikiran negatif, yang kemudian menjadi rasa panik, depresi dan stres.
Bahkan dalam kasus-kasus tertentu, ini dapat berubah menjadi kecemasan
emosional yang tidak sehat.
Makin membuat cemas
Saat membicarakan masalah, sulit untuk menempatkan dua sudut pandang
masalah secara bersamaan. Sehingga dengan membicarakannya terus menerus,
akan membuat Anda dan teman-teman Anda merasa tidak nyaman. Karena saat
membicarakan masalah, ada kecenderungan menganalisa situasi secara
berlebihan.
Menularkan emosi negatif pada orang lain
Fenomena ini sangat umum di antara wanita, psikolog menyebutnya
'penularan emosi perilaku' atau 'kecemasan menular', di mana
pikiran-pikiran negatif seseorang dapat mempengaruhi suasana hati orang
lain. Percaya atau tidak, penelitian telah menunjukkan bahwa orang-orang
yang terus-menerus berhubungan dengan orang lain yang menderita
depresi, cenderung ikut menjadi depresi.
No comments:
Post a Comment