Ini adalah kenyataan hidup dalam
tiga dekade terakhir, kita telah menjadi penghuni dunia digital dan hal
ini bermanfaat terhadap kesehatan kita dalam banyak hal. Kita yang baru
didiagnosa dengan kondisi kesehatan tertentu (atau hanya bertanya-tanya
apa yang salah) dapat menemukan jawaban hanya dengan beberapa klik.
Namun ada juga hal-hal buruknya, mari kita baca dan temukan solusi dari
para ahli untuk menghindarinya.
Kita memiliki akses ke lebih banyak informasi
kesehatan dan pendukungnya jika kita sedang berhadapan dengan penyakit
yang kita derita. Selain dapat mencari info mengenai penyakit-penyakit
di internet, kita juga dapat memanfaatkan fitur aplikasi smartphone
untuk mengingatkan jadwal minum obat, perencanaan pola makan dan
rutinitas olahraga.
"Menggunakan teknologi untuk
membantu orang mendapatkan kesehatannya sangat menarik," kata Giselle
Mosnaim, MD, dari Rush University Medical Center di Chicago, yang
menggunakan pesan peer-to-peer pada MP3 player untuk membantu remaja
mengingat obat asma mereka.
Namun ada efek
samping teknologi juga terhadap kesehatan, yang menyebabkan sakit,
nyeri, pandangan kabur dan sejumlah gangguan pengeliatan lain, dan
masalah kurangnya pendengaran.
"Bila digunakan
dengan cara yang benar, teknologi luar biasa kuat dalam mengubah hidup
kita menjadi lebih baik," kata Alan Hedge, PhD, direktur Universitas
Cornell Human Faktor dan Ergonomi Program. "Tetapi manusia tidak
dirancang untuk dipasang ke komputer sepanjang hari." Jadi, apa yang
manusia harus lakukan? Untungnya, ada beberapa solusi.
1. Masalah Pendengaran
Orang tua memperingatkan anak-anak tentang musik keras yang bisa menyebabkan kehilangan pendengaran. Untungnya, kebanyakan dari kita bisa mendengar baik-baik saja bahkan jika kita berdiri tepat di samping dentuman speaker rock band favorit kita. Tetapi studi menunjukkan bahwa gangguan pendengaran sekarang meningkat, karena populasi yang menua telah mengalami kebisingan terus -menerus.
Sekitar 16
persen orang dewasa memiliki masalah pendengaran saat seseorang
berbicara, dan diperkirakan 55 juta orang dewasa di atas usia 20 tahun
telah kehilangan beberapa pendengaran frekuensi tinggi. Apakah kita pada
risiko yang lebih besar hari ini karena kita terikat dua puluh empat
jam, tujuh hari seminggu untuk mendengarkan MP3 kita? Mungkin.
Semakin
bertambah usia kita, beberapa gangguan pendengaran tidak bisa dihindari
akibat sel-sel halus dari telinga bagian dalam yang mengirimkan suara
ke otak kehilangan fungsi. Tapi yang terkena suara keras terus-menerus,
seperti musik yang didengarkan dengan volume tinggi, dapat menyebabkan
sel-sel mati lebih cepat, kata Brian Fligor, ScD, direktur Audiologi
diagnostik di Children's Hospital Boston.
Kerusakan pendengaran banyak tergantung pada kepekaan seseorang, genetika, berapa lama dan keras volume lagu yang didengarkan.
Penelitian
Dr Fligor menunjukkan bahwa 5 sampai 25 persen dari kita membiarkan MP3
player di setting terlalu tinggi. "Ketika menggunakan iPod atau MP3
player, saya memberitahu orang-orang, “Anda dapat mendengarkan beberapa
lagu keras, tetapi Anda tidak dapat mendengarkan lagu keras sepanjang
hari.” kata Dr Fligor yang ternyata juga adalah mantan gitaris rock.
Lindungi
Diri Anda: Bila Anda tipe orang yang selalu memutar MP3 saat sedang
memakai komputer, jaga volume sekitar 60 persen dari maksimal. Atau
batasi beberapa lagu saja bila ingin mendengarkan dengan volume tinggi.
Karena kebisingan lingkungan menyebabkan kebanyakan orang mengubah
volume terlalu tinggi, beli earphone untuk menghindari itu, namun jaga
agar volumenya jangan terlalu tinggi juga.
2. Masalah Pengelihatan
Sekitar
70 persen dari kita yang bekerja pada komputer memiliki beberapa
derajat masalah mata, seperti kemerahan, iritasi, pandangan kabur,
kesulitan fokus dan sakit kepala ringan, kata American Optometric
Association. Ini bukan diagnosis resmi, namun beberapa praktisi
menyebutnya gejala " sindrom penglihatan komputer."
Masalahnya
berasal dari banyak faktor, seperti posisi yang buruk (memiliki layar
komputer terlalu dekat atau terlalu jauh), pencahayaan yang buruk atau
terlalu silau , dan kurangnya istirahat dari komputer.
Bahkan
tingkat berkedip kita dipengaruhi. Orang biasanya berkedip sekitar 12
kali per menit; saat menggunakan komputer, tingkat berkedip kita
berkurang menjadi sekitar 5 kali per menit, menyebabkan kornea
dehidrasi.
Sebagai tanggapan, tubuh membuat air
mata lebih untuk rehydrate mata, menyebabkan mata berair dan kemerahan,
kata dokter mata Ravi Berger, MD, dari University Hospitals Case Medical
Center di Cleveland. Kabar baiknya bahwa umumnya tidak menyebabkan
kerusakan permanen, kata Dr Berger.
Lindungi Diri
Anda: Pastikan cahaya dan jarak yang nyaman untuk mata. Pastikan
karakter di monitor terlihat tajam dan merupakan ukuran yang nyaman,
kata Dr Hedge. Juga mengikuti aturan 20-20: istirahat 20 detik dari
komputer setiap 20 menit.
Jika mata Anda sudah
mengganggu, pertimbangkan menggunakan air mata buatan, yang membantu
menjaga kelembaban Atau gunakan saja obat tanpa efek samping : pijat
mata perlahan dibawah kelopak (tempat air mata menetes) dan berikan
kompres hangat. Tentu saja, jika masalah terus berlanjut, periksa ke
dokter mata. mata.
Komputer Membuatku Terus Terjaga!
Para
peneliti telah menemukan bahwa cahaya biru dari layar komputer dan
perangkat teknologi lainnya memiliki potensi untuk mengubah circadian
lock (jam biologis) kita, membuat kita terjaga ketika kita seharusnya
tertidur lelap. Bahkan, para ahli mengatakan terlalu banyak terpapar
cahaya biru yang dihasilkan teknologi di malam hari bisa mengganggu
siklus tidur-bangun. Tentu, cahaya biru lebih menonjol siang hari,
sehingga respons tubuh Anda adalah menghasilkan lebih sedikit hormon
tidur melatonin.
Lindungi Diri Anda: Idealnya,
semua perangkat teknologi jangan diletakkan di kamar tidur,
komputer/laptop, pemutar DVD dan TV, kata Sally Ibrahim, MD, dari
Cleveland Clinic Sleep Disorders Center. Sebuah penelitian mengetahui
pasti bahwa stimulasi terlalu banyak dari bermain video game atau
online internet kepada otak akan mengganggu tidur. Jadi jika Anda
mengalami gangguan tidur, berhenti online internet atau main game 2
sampai 3 jam sebelum tidur. "Tubuh kita mengambil isyarat dari alam dan
cahaya malam untuk membuat kita menjadi ngantuk dan tertidur, jadi kita
perlu pengalaman itu," kata Dr Ibrahim.
Masalah Pegal dan Nyeri pada Anggota Tubuh
Kelamaan duduk mantengin layar komputer/laptop bisa mengakibatkan pegal dan nyeri pada leher, punggung, tangan, bahkan kelamaan memakai laptop di pangkuan pria bisa menurunkan kualitas sperma karena suhu panas yang terlalu dekat dengan pabrik sperma. Di Amerika juga ada istilah “Blackberry Thumb” yang artinya ibu jari pegal dan nyeri karena terlalu banyak dipakai untuk ber-BB.
"Ibu
jari tidak pernah dirancang untuk terlalu sering digunakan," kata
Tamara James, direktur ergonomi Duke University & Health Sistem.
Memang, ibu jari adalah yang paling tangkas diantara semua jari kita.
Perempuan lebih berisiko mengalami sakit ibu jari dan bahkan carpal
tunnel syndrome dari berlebihan pada PDA dan komputer karena retensi
cairan periodik (menstruasi, penggunaan pil kontrasepsi, kehamilan).
Selain
itu, perempuan hanya memiliki sekitar dua-tiga otot dari pria,
menyebabkan menekan tombol terus menerus adalah suatu pekerjaan ekstra
bagi otot, ujar Dr. Hedge. Di saat social network sedang marak, membalas pesan facebook dan twitter juga tanpa sadar memaksa otot jari terus bekerja keras.
Lindungi
Diri Anda: Jelas, menjaga mengetik dengan singkat adalah langkah kunci.
Menurut Dr Hedge, peneliti mengetahui bahwa "waktu aman" maksimum untuk
penggunaan praktis adalah sekitar dua jam sehari. Dan balasan Anda
tetap sederhana. Jangan menggunakan kalimat ketika menggunakan ya atau
tidak. Jika Anda sakit, kompres dengan es daerah tersebut. Jika itu
tidak membantu atau anda merasa sakit, temui dokter.
Terlalu Terhubung?
Tentu,
kita dapat mengawasi anak-anak dan tetap berhubungan dengan teman-teman
melalui email dan Facebook. Tetapi menurut penelitian Universitas
Stanford, 1 dari 8 orang mengatakan bahwa mereka merasa sulit untuk
jauh dari internet selama beberapa hari.
Memang,
cinta kita dengan teknologi terbatas pada "kasus ringan gangguan
obsesif-kompulsif," kata Robert Leahy, PhD, direktur American Institute
for Cognitive Therapy di New York City. "Kita berpikir bahwa jika kita
kehilangan sebuah Dr Leahy mengatakan beberapa pasien bahkan mengganggu
sesi terapi mereka sendiri untuk membalas email dan sms. Lainnya
khawatir mengapa orang tidak menanggapi email mereka cukup cepat, dunia
akan berakhir."
Ada beberapa penelitian awal yang
menunjukkan bahwa semua alat kita mungkin akan mengganti hubungan otak
kita, meskipun para ilmuwan tidak setuju dengan ini. Teorinya adalah
bahwa stimulasi konstan menimbulkan semacam ledakan kegembiraan-a
dopamin (merasa- otak Anda menghasilkan zat kimia). Ketika kita tidak
mendapat dorongan itu, kita mulai merasa kecewa, jadi kita menginginkan
lebih, seperti kecanduan. Pada beberapa orang, yang dapat menyebabkan
masalah konsentrasi (karena mereka selalu berhenti untuk memeriksa email
dan semacamnya).
Penelitian juga menunjukkan
bahwa multitasking menggunakan berbagai wilayah otak. Semakin banyak
yang kita lakukan secara bersamaan, semakin keras kerja otak dan semakin
tidak efisien, kata Alexander Rae-Grant, MD, associate director of the
Cleveland Clinic Lou Ruvo Center for Brain Health.
Lindungi
diri Anda sendiri: Menetapkan batas. Coba zona bebas email dan ponsel
setelah pulang kerja, antara pukul 18. dan 21:00, fokus pada keluarga
atau anak-anak (atau belajar dan mengerjakan tugas dari guru untuk murid
sekolah/mahasiswa). Pertimbangkan bagaimana perasaan orang rumah saat
Anda selalu mengecek email dan online. Lebih baik lagi, tanyakan kepada
mereka apakah itu O.K. "Ketika orang-orang mengatakan itu membuat mereka
merasa kurang suka, apalagi merasa diacuhkan, itu motivator yang sangat
kuat untuk membuat kita berubah," kata Dr Leahy. (Erabaru/art)
Sumber http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/19887-dampak-teknologi-terhadap-kesehatan-kita
No comments:
Post a Comment